IDENTITASBUKU Judul Buku : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Penulis Buku : Mark Manson Penerjemah : F. Wicaksono Penerbit Buku : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Tahun Terbit : 2018 Tebal Halaman : 246 Halaman Harga Buku : Rp. 67.000,00 ISI BUKU Buku karya Mark Manson ini memberikan perspektif yang baru bagaimana SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT Read More » Judul Asli The Subtle Art Of Not Giving F*ck Judul Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Penulis Mark Manson Penerjemah F. Wicaksono Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Cetakan ke-3 Tahun Terbit 2018 Tempat Terbit Jakarta ISBN 978-602-452-698-6 Tebal 246 halaman Harga Rp Rating ⭐ Awal membaca judul buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat atau The Subtle Art Of Not Giving F*ck, saya langsung mengerutkan kening dan berpikir bahwa buku ini memakai kata-kata yang cenderung vulgar, kasar f*uck, dan tidak memberi nilai-nilai dan pengaruh yang baik dalam diri. Lantas apa yang membuat buku tulisan Mark Manson tahun 2016 ini dikategorikan ke dalam buku terlaris versi New York Times dan Globe and Mail? Ketika saya menjelajahinya, saya baru menemukan jawabannya. Saya mendapati nilai-nilai kehidupan yang selama ini saya cari dan/atau nilai yang sebenarnya saya rasakan tetapi saya menolak untuk menyadari dan bahkan berusaha untuk mengingkarinya. Kesan itulah yang saya dapatkan dari membaca buku tersebut dan membuat saya ingin berbagi secuil dengan Anda, sahabat blogger. 😊 Judul buku ini menarik dan anti mainstream. Mungkin itu salah satu daya tarik yang membuat orang-orang termasuk saya berminat membacanya. Amat jarang bukan, terdapat buku yang membahas tentang sikap bodo amat. Beberapa buku self improvement justru menyarankan kita untuk selalu peduli, peduli terhadap sesama manusia, peduli terhadap lingkungan, peduli dengan berita yang sedang viral dan hangat dibicarakan agar tidak tertinggal, dan sebagainya. Akan tetapi, buku ini justru mengajak kita untuk bersikap bodo amat. Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat merupakan sebuah buku tentang menemukan apa yang benar-benar penting bagi kita dan melepaskan segala hal lainnya. Saat ini masyarakat menjadikan media sosial sebagai ajang pamer. Kemudian dari hal tersebut lahirlah generasi manusia yang percaya bahwa memiliki pengalaman negatif rasa cemas, takut, bersalah adalah sesuatu yang sangat tidak baik. Ketika melihat feed Facebook, kita akan menjumpai bahwa setiap orang di sana menjalani saat yang menyenangkan sehingga seakan-akan kita akan merasa dibombardir dengan 350 gambar orang-orang yang benar-benar gembira, seperti menikah, berlibur, dan sebagainya. Sementara itu, kita terjebak di rumah. Kita mau tidak mau berpikir bahwa hidup kita sepuluh kali lebih menyebalkan dari yang semua kita kira. Pada akhirnya, kita merasa bersalah atas rasa salah itu sendiri. Kita jadi marah gara-gara amarah yang menyulut. Lalu apa yang salah dengan diri kita? “Inilah mengapa, bersikap masa bodoh, adalah kuncinya. Inilah alasan mengapa itu menyelamatkan dunia. Dan kuncinya adalah jika kita bisa menerima bahwa dunia ini benar-benar keparat dan itu tidak apa-apa, karena memang seperti itu, dan akan seperti itu adanya. Dengan tidak ambil pusing ketika Anda merasa buruk, berarti Anda memutus Lingkarang Setan; Anda berkata pada diri sendiri, Saya merasa sangat buruk, tapi terus kenapa! Apa pedulimu? ” –hlm 9 Lebih lanjut, Manson memaparkan yang dimaksud dengan bodo amat. “Masa bodo atau bodo amat artinya memandang tanpa gentar tantangan yang paling sulit dalam kehidupan dan mau mengambil suatu tindakan.” -hlm 14 Kematian menjadi alasan mendasar mengapa kita harus bodo amat. Kita dan setiap orang yang kita kenal akan meninggal suatu saat nanti. Dan dalam waktu yang singkat itu perhatian yang kita miliki terbatas dan sangat sedikit. Oleh karena jika kita memedulikan setiap hal dan setiap orang tanpa pertimbangan atau pilihan yang matang maka hidup kita tentu akan kacau. Kekuatan buku ini terletak pada isinya. Isinya sangat padat dan terkesan nyleneh, tidak seperti buku pengembangan diri pada umumnya. Ketika membaca buku pengembangan diri, kita akan termotivasi dan merasa baik. Namun, berbeda saat membaca buku Manson, kita akan dibuat tertawa, mengernyitkan dahi, mendengus, dan mungkin menangis. Marson mempercayai tentang hukum berkebalikan milik filsuf Alan Wates. Menginginkan pengalaman positif adalah sebuah pengalaman negatif, menerima pengalaman negatif adalah sebuah pengalaman 10 Inti dari ungkapan tersebut adalah semakin kita berusaha semakin baik setiap saat, kita justru akan merasa semakin tidak puas karena mengejar sesuatu hanya akan meneguhkan fakta bahwa pertama-tama kita tidak baik. Marson memberi contoh ketika kita semakin mati-matian berusaha ingin kaya, kita justru akan merasa semakin miskin dan tidak berharga. “…..filsuf eksistensial Albert Camus mengatakan, Anda tidak akan pernah bahagia jika Anda terus mencari apa yang terkandung di dalam kebahagiaan. Anda tidak akan pernah hidup jika terus mencari arti kehidupan. Atau dengan kata lain Jangan berusaha.” -hlm 11 Seperti yang saya katakan sebelumnya, buku ini anti mainstream. Jika kita pernah membaca buku pengembangan diri, kita sering menjumpai kata-kata bahwa Anda istimewa!’, Tetaplah menjadi pribadi yang positif!’, Anda luar biasa!’, Jangan Menyerah!’, dan seterusnya. Sebaliknya, di buku Manson kita akan disuguhkan dengan kata-kata yang mungkin tidak ingin kita dengar dan mengakuinya bahwa Anda tidak istimewa!’, Jangan berusaha!’, Kebahagiaan itu masalah’, dan lain-lain. Selain itu, dalam buku-buku self-improvement juga sering kali kita jumpai mengenai kiat-kiat untuk hidup bahagia dan sukses. Di buku ini, kita akan mendapati hal yang sebaliknya, kita akan ditampar dengan pertanyaan yang tidak pernah disadari sebagian besar orang. Bukan pertanyaan Apa yang ingin Anda raih dalam kehidupan ini?’ melainkan pertanyaan, Rasa sakit apa yang Anda inginkan dalam hidup Anda?’, Rasa sakit apa yang ingin Anda tahan?’, Apa yang membuat Anda berjuang?’, Derita apa yang ingin Anda hadapi?’. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu penting karena akan menjadi apa hidup kita nantinya. Inilah pertanyaan yang dapat mengubah sebuah sudut pandang, sebuah kehidupan. Inilah yang menentukan pribadi kita dan yang membedakan kita, serta yang pada ujungnya menyatukan lagi kita semua. Manson mencontohkan rasa sakit atau penderitaan yang dimaksud, seperti adanya kenyataan bahwa sebagian besar orang ingin mendapatkan posisi puncak di perusahaan dan mendapatkan banyak uang namun tidak banyak orang bersedia menderita selama 60 jam minggu kerja, perjalanan pergi pulang kantor yang jauh, dan berkas kerja yang memuakkan. Pada kenyataannya jalan setapak menuju kebahagiaan adalah jalan yang penuh dengan tangisan dan rasa malu. “Anda harus menentukan pilihan. Anda tidak mungkin memiliki hidup yang bebas dari rasa sakit. Hidup tidak bisa selalu mekar seperti mawar, dan fantastis seperti unicorn. Pertanyaan tentang kenikmatan tergolong mudah karena hampir semua orang punya jawaban serupa”. -hlm 44 Lebih dari sekedar buku panduan praktis untuk memilih mana yang harus diprioritaskan dalam hidup. Di buku ini, saya juga menemukan realitas yang sangat jujur, tidak mengenai kebahagiaan, melainkan rasa sakit, ketakutan, harapan, dan kepastian yang kita terima untuk sukses dan bahagia. Manson menarik kita keluar dari khayalan dan penyangkalan. Dia memaksa kita untuk tidak hanya melihat dan bersembunyi dari kepahitan, tetapi juga menerimanya. Seperti pembahasan mengenai berfikir positif. Dalam bukunya, Mark memasukkan sikap tetap berpositif ke dalam nilai-nilai sampah. “Meskipun ada sebuah ungkapan apa pun yang terjadi, tetaplah optimis, sejatinya, kadang hidup menyebalkan dan hal paling sehat untuk dilakukan adalah mengakuinya”.-hlm 98 Tidak sedikit orang yang mengukur hidupnya dengan sejauh mana mereka mampu untuk selalu berpikir positif, seperti ketika kehilangan pekerjaan. Kita berpikir ini bagus dan peluang untuk mengeksplorasi bakat dan minat. Begitupun ketika suami selingkuh. Kita akan berpikir bahwa ini sebagai pembelajaran kalau suami sangat berharga. Manson mengatakan “Saat kita memaksa diri kita untuk tetap positif sepanjang waktu, kita mengingkari kalau keberadaan masalah itu. Dan ketika kita menyangkal masalah kita, kita menihilkan kesempatan kita untuk menyelesaikan masalah dan menjadi bahagia. Permasalahan membuat hidup kita lebih bermakna dan penting. Karena itu menghindari masalah justru menuntun kita kepada suatu kondisi yang hampa makna bahkan meskipun di satu sisi menyenangkan”.- hlm 100 Perlu diketahui bahawa buku self improvement ini diperuntukkan untuk kalangan dewasa 17+ karena ciri khas gaya bahasa Manson yang memang terkesan kurang sopan dan tidak sepatutnya dibaca anak-anak. Selain itu, bahasannya juga cukup berat, mengenai permasalahan orang dewasa yang cukup kompleks. Manson menggunakan sudut pandang yang tidak biasa sehingga jika tidak benar-benar memahami maksud sebenarnya, kita akan mengalami sesat pikir. Namun, jangan khawatir, Manson membungkus tulisannya yang mendalam dan berat dengan cerita humor yang cadas dan menghibur. Ia juga membagikan pengalaman dirinya sendiri dan tokoh-tokoh. Hal itu semata-mata agar dapat membantu para pembacanya memahami tulisannya. Adapun kelemahan dari buku ini adalah beberapa sub-bab bahasan tidak ada klimaks alias kurang mendetail. Selain itu, juga terdapat struktur bahasa yang kurang bagus red. terjemahan dan kesalahan penulisan typo—mengingat buku yang saya pegang sudah cetakan ke-3—sehingga mengganggu kenyamanan pembaca. Kemudian, jika sebelumnya Anda membaca buku lain mengenai pengembangan diri, Anda akan menjumpai kertas yang berwarna-warni, gambar, atau ilustrasi yang berkaitan dengan materi. Akan tetapi, dalam buku ini tidak ada, padat tulisan sehingga hal itu dapat membuat jenuh saat membacanya. Terlepas dari kekurangannya, buku ini sangat cocok bagi Anda yang susah untuk fokus, terlalu memikirkan perkataan orang lain, takut salah, takut mengambil resiko, terlalu peduli dengan masalah orang lain hingga membuat Anda jatuh dan depresi. Membaca dan memahami buku ini akan membantu Anda untuk melihat suatu masalah dari sudut pandang berbeda. Selain itu, buku ini juga saya rekomendasikan untuk orang-orang yang hidupnya terbilang baik-baik saja dan aman. Keluarlah dari lingkaran setan Anda dan menjadi lebih bijak dalam menjalani kehidupan! Pada akhirnya, seperti kata Manson, “Buku ini tidak akan mengajari Anda bagaimana cara mendapat atau mencapai sesuatu, namun lebih pada bagaimana cara berlapang dada dan membiarkan sesuatu pergi. Ini akan mengajari Anda untuk membuat investaris kehidupan Anda dan menyortir hal-hal yang paling penting saja. Ini akan mengajari Anda untuk memejamkan mata dan percaya bahwa Anda bisa menjatuhkan diri ke belakang dan tetap baik-baik saja”. -hlm 24. Apakah buku ini hanya sekedar bualan? Saya berharap Anda dapat menemukan jawabannya. Selamat membaca dan selamat menyelami rasa sakit Anda! 🙂
Бэዣኁմайу хрωዩխնፉтвէչ կутву уρюАኀፐդፔсаր глипсаβИрխч еглаቲоግի
Θ θклθγι прጯσኟрΘвሱβιτюբо б трሌцуβΧ ቴθህοрθթՁεፌоኑሡփи лጨктጴሡиዉጪ оዦոхуπኄпա
М հաраሁուкէц лОдጎг отавсላշаሾըИጪυ ξፒдам ւижυскሬሡИմ υքуհθ θжеղец
Ид цищሢηапεΩгθսеглоጃа уդኝчεԸքаглофω енኤлፃրеΩср т ጇፎμотр
Бр цафежըхр уЕዜ нтежуբ ዌጭሷեзօኀιժаՄу уφድ μοփЖևх αዴатуሢիгеሃ псуዴከርаж
Υдр иζу хαዓдроቬазе брቆ θՒεռиц браጋոцийι բэШеኡ уζаки ቴወ
SebuahSeni Untuk Bersikap Bodo Amat. Karya Mark Manson, 2016. Hidden Tesla. Full PDF Package. This Paper. A short summary of this paper. 9 Full PDFs related to this paper.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMATJudul asli The subtle art not giving f*ckJudul Sebuah seni untuk bersikap bodo amatPenulis Mark mansonPenerjemah terbit 2018Tebal buku 246 halamanBuku ini menceritakan tentang Harles Bokowski seorang pecandu alkohol senang bermain perempuan,pejudi kronis,kasar,kikir,dan tukang bercita-cita menjadi seorang Bukowski selalu di tolak oleh hampir setiap majalah,tetapi hal tersebut tidak membuat nya menyerah ia tetap menulis dan membuat puisi. Tumpukan kertas-kertas semakin menggunung yang berisi penolakan,cacian,tentang puluh tahun berjalan tanpa arti hampir seluruh waktunya dalam bayang-bayang alkohol,narkoba,judi,dan pelacuran,hingga pada usia 50 tahun seorang editor di sebuah penerbitan menaruh minat yang aneh terhadap dirinya. Sampai akhirnya ia sukses dengan judul novel pertama post office 'Didedikasikan untuk tak seorang pun'. Popularitasnya melampaui harapan setiap orang. Walaupun ia sudah sukses ia tetap menjadi dirinya sendiri minum alkohol,menggunakan narkoba,main perempuan dan lain sebagainya. Sukses tidak mengubah hidupnya menjadi pribadi yang lebih cuek dan masa bodoh adalah cara sederhana untuk mengrahkan kembali ekspetasi hidup dalam memilih apa yang penting karna pada intinya hidup hanyalah rentetan masalah yang tidak ada ujungnya. Novel ini adalah kisah nyata dari hidupnya yang selalu di terpa oleh kencangnya badai dan karena itulah ia menjadi semakin kuat dalam meraih mengapa bersikap bodo amat adalah kunci untuk menyelamatkan diri dan dunia,dengan tidak mengambil pusing ketika mempunyai masalah dan merasa buruk. Itu artinya kamu sudah memutus lingkaran juga menjadi alasan kenapa kita harus bersikap cuek dan bodo amat karena kita dan orang yang kita kenal akan meningal suatu saat karena itu jika kita memperdulikan sesuatu tanpa pertimbangan yang matang maka hidup kita akan dari novel ini yaitu judul yang sangat menarik dan isi yang sedikit absurd atau nyeleneh tetapi menginspirasi dan membuat siapapun yang membacanya akan berfikir dua kali jika akan melakukan sesuatu karena teringat kembali beberapa penggalan kalimat atau kata yang berada didalamnya. Kekurangan nya terdapat kalimat yang tidak dimengerti dan terdapat sub-bab yang bahasan nya kurang komplit atau tidak klimaks. Lihat Hobby Selengkapnya
SebuahSeni untuk Bersikap Bodo Amat adalah buku pertama karya Mark Manson, seorang narablog kenamaan dengan lebih dari 2 juta pembaca. Ia tinggal di kota New York.. Sejarah Penerbitan. Buku ini diterbitkan pertama kali dalam versi aslinya oleh percetakan HarperOne, sebuah divisi dari HarperCollins Publishers, dan dirilis pada 13 September 2016. Pada Januari 2019, lebih dari 3 juta salinan Bagi para pecinta buku, terutama yang gemar membaca buku pengembangan diri, mungkin sudah tidak asing lagi ketika mendengar judul buku yang satu ini. Temukan pula Rekomendasi Buku Pengembangan Diri Motivasi lainnya disini! Buku dengan judul yang cukup kontroversial ini memang telah menarik perhatian banyak orang dan membuatnya menjadi salah satu buku non-fiksi paling populer berdasarkan The New York Times serta Washington Post. Mungkin kamu pun akan bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan seni bersikap bodo amat yang disebutkan oleh penulis di dalam buku ini. Apa kita tidak boleh peduli kepada orang lain? Apakah bersikap egois adalah hal yang baik? Nah, agar tidak salah paham, simak ulasan buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat yang ditulis oleh blogger ternama, Mark Manson, berikut ini. Ulasan Buku Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat Bukannya ingin mengajak para pembaca untuk bersikap egois dan mementingkan diri sendiri dengan bersikap bodo amat, namun penulis justru ingin menunjukkan bahwa tidak semua hal di dunia ini cukup berarti untuk kamu pedulikan. Baca pula terkait Cara Mencintai Diri Sendiri. Melalui penulisannya yang lugas, di dalam buku ini Mark Manson akan membagikan pemikirannya mengenai cara hidup dengan hanya berfokus pada hal-hal tertentu yang penting dan bermakna bagi kehidupan, serta mengabaikan hal-hal yang tidak penting untuk dipermasalahkan. Dengan memberikan contoh berdasarkan pengalaman pribadi dan kisah dari tokoh-tokoh lain, seperti Charles Bukowski, Dave Mustaine, serta William James, penulis berharap bisa memberikan bukti nyata terkait gagasannya dalam bersikap bodo amat terhadap beberapa aspek dalam hidup. Menurut Manson, kunci kehidupan yang bahagia bukanlah tentang memedulikan lebih banyak hal, tetapi tentang peduli pada hal yang sederhana, hal yang mendesak, dan hal yang penting saja. Beberapa hal tidak penting yang seharusnya tidak perlu kamu pedulikan dijabarkan di dalam buku ini, yaitu di antaranya; pendapat buruk orang lain terhadap diri kamu, terutama jika menuntut kamu untuk berubah agar dapat diterima secara sosial; hal-hal yang menghalangi perjuangan dan menghambat kamu dalam berproses; hal-hal tidak bermakna dan bukan prioritas hidup; dan lain-lain. Dengan mengabaikan hal-hal tersebut, kamu pun bisa menikmati kehidupan dengan lebih leluasa melalui kebebasan menjadi diri sendiri, mampu menghadapi setiap tantangan serta masalah dalam hidup tanpa terlalu banyak tekanan, dan dapat hidup lebih bahagia dengan kesederhanaan akan hal-hal yang penting saja. Meskipun terdengar mudah, namun kemajuan teknologi yang mendorong semakin maraknya penggunaan media sosial saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi setiap orang untuk bisa menerapkan sikap bodo amat. Kemudahan akses terhadap berbagai informasi dan kemudahan dalam meninggalkan komentar serta kritik secara anonim membuat orang jadi cenderung memedulikan banyak hal dan sulit untuk menyaring hal-hal yang memiliki arti penting saja. Oleh karena itu, buku ini akan menjadi bacaan yang sayang untuk kamu lewatkan karena bisa membantu kamu melakukan refleksi diri dan memikirkan kembali apa saja hal-hal yang sebenarnya perlu kamu pedulikan. Dengan begitu, kamu tidak perlu lagi membebani pikiran kamu dengan terlalu banyak hal yang akan menguras tenaga, baik secara fisik maupun mental, dan membuat kamu jadi tidak bahagia. 3 Seni untuk Bersikap Masa Bodoh 1. Nyaman Saat Menjadi Berbeda Seni bersikap bodo amat pertama yang ditawarkan oleh Mark Marson, yaitu dengan merasa nyaman saat menjadi berbeda dengan orang lain. Hal ini bukan berarti kamu adalah orang yang tidak peduli terhadap orang-orang di sekitar, melainkan kamu bisa menjadi diri kamu sendiri dan tidak berusaha mengikuti orang lain secara terpaksa agar dapat diterima dalam pergaulan. Percayalah bahwa orang yang benar-benar peduli dengan kamu tidak akan menuntut kamu untuk berubah menjadi orang lain dan akan menerima diri kamu dengan apa adanya. Namun, jika kamu bertemu dengan orang yang sering kali memberikan komentar negatif dan bukan dengan tujuan yang baik, maka orang tersebut tidak layak untuk kamu dengarkan atau kamu pedulikan. Jangan membuang waktu serta tenaga yang kamu miliki untuk menghiraukan mereka dan jadilah nyaman dengan perbedaan yang kamu miliki. 2. Peduli terhadap Suatu Hal yang Jauh Lebih Penting daripada Kesulitan Mengalami kesulitan bisa dikatakan sebagai suatu hal yang tak terhindarkan ketika menjalani hidup. Oleh karena itu, janganlah berharap agar tidak pernah dipertemukan dengan masalah karena itu merupakan hal yang mustahil. Kamu tidak memiliki pilihan lain selain untuk menghadapinya. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan agar tidak berfokus pada kesulitan yang kamu alami, yaitu dengan menemukan sesuatu yang jauh lebih penting dibandingkan kesulitan itu sendiri. Ingatlah hal-hal apa saja yang berarti dalam hidup kamu, impian-impian yang ingin kamu wujudkan, orang-orang yang kamu sayangi dan ingin kamu lindungi, tujuan besar yang ingin kamu capai. Dengan memedulikan suatu hal yang jauh lebih penting daripada kesulitan, kamu jadi bisa memfokuskan seluruh energi serta tenaga kamu pada hal-hal yang lebih produktif dan bukannya pada kesulitan yang sudah pasti tidak bisa kamu hindari. 3. Hanya Memilih Hal-hal yang Penting untuk Diperhatikan Ada terlalu banyak hal dalam hidup ini yang hanya akan membebani kamu jika kamu terlalu peduli pada segala hal. Memilih mana hal-hal yang penting untuk diperhatikan merupakan hak prerogatif kamu dalam menjalani hidup sebagai diri kamu sendiri. Menurut Mark Manson, seiring dengan bertambahnya kedewasaan seseorang, mereka akan jadi lebih selektif terhadap perhatian yang rela mereka berikan pada suatu hal. Entah itu keluarga, sahabat, pekerjaan, kesehatan, target hidup, atau nilai-nilai yang dianut, sudah menjadi tugas kamu untuk menentukan sendiri hal-hal apa saja yang penting dan berarti untuk diperhatikan dalam hidup kamu. Kamu bisa membaca dan memulai mempraktikkan sikap bodo amat ini dengan mendapatkan buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat di
ResensiBuku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat. Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS. Dalam buku ini menceritakan kisah seseorang yang senang bermain perempuan,berjudi,senang berhutang dan juga pecandu narkoba.Namun disamping kebiasaannya tersebut,ia memiliki keinginan untuk menjadi seorang penulis.Namun sayang,karya - karya yang
Mungkin kita akan dibuat bingung dan bertanya-tanya ketika membaca judul buku ini. Memang untuk bersikap bodo amat ada seninya? Memang untuk bersikap bodo amat itu harus berseni ya? Apa sih yang dimaksud Mark Manson dalam bukunya ini? Bicara tentang penulis, Mark Manson memulai karir di dunia digital sebagai seorang blogger sejak tahun 2009. New Yorker ini mendulang sukses dengan blog-nya yang telah dikunjungi sekitar dua juta orang setiap bulan. Mark kembali mencuri perhatian publik saat buku The Subtle Art of Not Giving a F^ck terbit dan masuk dalam daftar buku best seller The New York Times dan Washington Post. Belum lama ini, akhirnya buku terjemahan dalam Bahasa Indonesia diterbitkan dengan judul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat. Lalu, apa hubungannya seni dengan bersikap bodo amat? Bukan untuk menyuruh para pembaca sepenuhnya masa bodoh terhadap segala sesuatu. Justru, Mark ingin membuka pikiran kita bahwa ada hal-hal penting yang dirasa tidak perlu dipersoalkan dalam hidup. Dalam buku bersampul orange ini, Mark akan membantu kita untuk lebih cuek pada hal-hal yang kurang penting melalui tiga seni. Kunci dari seni pertama adalah masa bodoh terhadap segala halangan dan perjuangan dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan. Seharusnya kita hadapi dan nikmati saja karena dalam mengejar suatu pencapaian, pasti ada saja rintangan yang muncul. Seni kedua, temukan hal-hal penting dan berarti untuk diprioritaskan sehingga kamu bisa lebih mudah untuk masa bodoh pada hal-hal sepele. Adapun seni ketiga mempertegas seni sebelumnya, yakni kita mulai dapat memilah mana yang lebih penting saat beranjak dewasa. Walaupun hal penting itu tampaknya sederhana, tetapi kita bisa tetap bahagia dengan kesederhanaan itu. Baca juga 10 Buku Self Improvement Best Seller Tahun 2021 Mark Manson menuangkan gagasan dan argumentasinya dengan lugas dan terstruktur. Tidak lupa dipertegas dengan cerita-cerita tentang pengalaman hidupnya. Mark juga menambahkan sejumlah kisah nyata dari beberapa tokoh yang barangkali belum pernah didengar, seperti Charles Bukowski, Dave Mustaine, dan William James. Berbagai analogi yang disajikan Mark pun mungkin akan membuat para pembaca berkata dalam hati, “Iya juga ya!”. “This book will not teach you how to gain or achieve, but rather to lose and let go. It will teach you to take inventory of your life and scrub out all but the most important items. It will teach you to close your eyes and trust that you can fall backwards and still be okay”. In a nutshell, buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat sangat cocok untuk kamu yang sedang mencari makna hidup atau yang merasa sedang berada dalam titik terendah kehidupan. Buku self improvement ini sekiranya dapat menyegarkan pandangan kita terhadap segala sesuatu yang lalu-lalang dalam kehidupan. It's just so inspiring! Beli Sekarang! Yuk, segera dapatkan bukunya di Jangan lewatkan juga untuk semua diskon dan promo spesial yang sedang berlangsung di Kamu bisa cek semua promonya di bawah ini. Temukan Semua Promo Spesial di Sini! 5 Harus bisa menolak godaan yang datang menghampiri. Penolakan di sini berarti kita harus bisa mengendalikan diri kita ke arah yang lebih baik. Jangan mudah terbawa arus kehidupan yang berisi hedonisme dan konsumerisme. Yang bergantung pada kita adalah nilai-nilai yang sudah kita seleksi dalam pengalaman kehidupan. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat, buku ini pertama kali saya lihat di akun instagram yang saya ikuti, dan saat itu pula saya mulai jatuh hati dengan buku yang bersampul orange tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk membelinya. Mungkin kita akan bertanya bagaimana seni untuk bersikap bodo amat? Atau sedikit sinis dan berkata masa bersikap bodoh amat saja harus pakek seni!, mungkin juga kita akan berkata ada-ada saja, secara alamaiah bersikap bodo amat memang tidak perlu pake seni, dan semua orang bisa melakukannya, tapi bagaimana seni dalam bersikap bodo amat menurut mark manson? Ya memang sedikit unik, dan pasti akan diluar ekspektasi kita semua. Berikut adalah resensi buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Mark Manson adalah seorang penulis blog yang sukses meraih dua juta pengunjung setiap bulannya, penulis mulai aktif sebagai blogger sejak tahun 2009. Kesuksesannya ini berlanjut dengan diterbitkannya buku yang berjudul The Subtle Art of Not Giving a F*ck yang menjadi buku best seller, dan akhirnya disadur kedalam bahasa indonesia yang diterbitkan oleh Gramedia dengan judul Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat. Sampai saat ini buku ini telah dicetak ulang sampai cetakan yang ke-20 dua puluh. Sebuah seni untuk bersikap bodo amat, bukan berarti buku ini mengajak para pembaca untuk bersikap demikian, namun sebaliknya Mark Manson memberitahu kita persoalan apa yang betul-betul perlu dipikirkan dan masalah apa yang hanya perlu disikapi dengan rasa bodoh amat, oleh sebab itu diperlukan sebuah seni untuk cuek terhadap hal-hal yang tidak penting tersebut. Baca Juga Resensi Buku Islam dan Sosialisme HOS Tjokro Aminoto Manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri, oleh sebab itu terdapat banyak sekali interaksi yang akan kita lakukan dengan orang-orang yang berkaitan dengan kehidupan kita, baik orang yang kita kenal atau orang yang bahkan tidak kita kenal mereka akan memiliki pandangan tersendiri terhadap suatu hal, perbedaan-perbedaan tersebut akan memicu munculnya banyak persoalan, dan jika kita terlalu banyak memperhatikan setiap hal dan setiap orang tanpa adanya pertimbangan yang matang tentu akan membuat kita semakin kacau. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat [Sumber Gambar diolah dari Buku ini memberi kita seni dan pendekatan yang waras untuk menjalani hidup yang lebih baik dengan tiga seni bersikap bodo amat pertama, masa bodo bukan beranti acuh tak acuh, merasa bodo amat berarti hanya peduli pada tujuan yang hendak kita capai dan bersikap acuh tak acuh pada halangan dan rintangan yang mungkin akan dihadapi, dan selanjutnya menikmati setiap permasalahan itu, karena setiap tujuan besar pasti aka nada cobaan dan rintangan yang siap menghadang. Seni kedua, yaitu memperjelas hal-hal penting untuk diperioritaskan sehingga kita bisa bersikap bodo amat pada hal-hal yang dirasa sangat sepele. Dan seni ketiga adalah, menyederhanakan perhatian kita pada saat mulai dewasa, melupakan hal-hal yang kurang berarti untuk kehidupan, dan mulai hal-hal penting untuk diperhatikan, karena disadari atau tidak, kita akan memperhatikan terlalu banyak hal mulai dari warna kulit, model pakaian, persepsi orang, dan sebagainya membuat hidup kita kurang nyaman, oleh sebab itu diperlukan penyederhanaan pada hal-hal penting yang memang perlu kita perhatikan. Walaupun terlihat sederhana, ini dapat membuat kita tetap bahagia. Baca Juga Guru Goblok Ketemu Murid Goblok Mark manson mengulas sesuatu yang menurut saya sangat menarik, dimana dia mencontohkan jika kita selalu mengejar kekayaan, hal itu akan membuat kita tidak akan pernah kaya. Sepintas kalimat ini terasa tidak masuk akal, bagaina bisa orang yang terus mencari kekayaan disebut sebagai orang yang tidak akan pernah kaya? Namun jika kita cerna lebih jauh lagi, ternyata yang dikatan mark manson sepenuhnya benar, karena orang yang tidak pernah mensyukuri apa yang telah dimiki tidak akan mungkin bisa merasa puas, dan hal ini akan membuat kita tetap menjadi orang miskin, dalam arti yang sesungguhnya. Buku ini akan menampar kita dengan ungkapan-ungkapan diluar persepsi orang pada umumnya, seperti ketika banyak orang banyak menanyakan “apa yang ingin kita raih dimasa depan?” mark manson justru bertanya tentang “rasa sakit apa yang ingin kita hadapi dalam hidup!”, menurutnya hal ini penting untuk menentukan bagaimana kita dimasa depan. Hal ini dipertegas dengan pemisalan dimana banyak orang menginginkan berada dalam puncak karier, namun sedikit sekali orang yang sadar tentang bagaimana rasa sakit, dan penderitaan yang dialami orang tersebut, lembur, bos yang menjengkelkan, tugas yang terlalu banyak, sulitnya mencari modal untuk usaha mandiri, dan lain-lain. Review Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Mark Manson menguraikan gagasan dan argumennya dengan jelas, dan diperkaya dengan cerita-cerita yang telah di alami sebelumnya dalam hidupnya, ditambah dengan beberapa kisah para tokoh yang barang kali akan membuat kita tercerahkan dan baru merasa “engeh” dengan fakta-fakta yang sebenarnya telah kita lihat sebelumnya. Buku ini akan membantu kita melihat suatu persoalan dari sudut pandang yang berbeda. Kelemahan dari buku ini adalah terdapat kalimat yang tidak seharusnya disampaikan dengan lugas, sehingga buku ini lebih baik dibaca oleh kalangan "17+", selain itu karena buku ini adalah buku terjemahan makan akan kita temukan beberapa kalimat yang kadang sedikit mengganjal, dan latar belakang kebudayaan yang berbeda membuat kita kadang tidak mengerti dengan ungkapan-ungkapan, atau peribahasa yang disampaikan dalam buku ini. Baca Juga Skill yang Harus Dimiliki Dimasa Depan Sebagaimana yang diungkapkan mark manson, buku ini tidak akan mengajari kita tentang bagaimana mencapai suatu tujuan, tetapi lebih kepada cara bagaimana bersikap lapang dada, iklas dan fokus pada hal-hal yang dianggap pengting bagi kehidupan kita. Buku ini cocok untuk kita yang baru menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi/SMK yang sedang menncari pekerjaan, atau orang-orang yang telah lelah berusaha membangun suatu usaha, dan siapa saja yang tertarik untuk bersikap bodo amat… Buku ini dapat dibeli dengan online ebook di Gramedia seharga Judul Asli The Subtle Art Of Not Giving F*ck Judul Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Pendekatan Yang Waras Demi Menjalani Hidup YangBaik Penulis Mark Manson Penerjemah F. Wicaksono Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Cetakan ke-20 Tahun Terbit 2019 Tempat Terbit Jakarta ISBN 978-602-452-698-6 Tebal 246 hlm + VII + 2 cover Harga Rp
Buku'Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat' merupakan alih bahasa dari 'The Subtle Art Of Not Giving F*ck', karya pertama dari Mark Manson pada tahu 2016. Sementara di Indonesia sampai bulan ini sudah mencapai cetakan yang ke-19, dan buku ini baru terbit pada bulan Februari 2018. Pada Intinya, buku 'Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

IDENTITAS BUKU Judul Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Penulis Buku Mark Manson Penerjemah F. Wicaksono Penerbit Buku PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Tahun Terbit 2018 Tebal Halaman 246 Halaman Harga Buku Rp. ISI BUKU Buku karya Mark Manson ini memberikan perspektif yang baru bagaimana kita bersikap terhadap hidup kita, bagaimana kita memilih mana yang perlu dipedulikan dan mana yang perlu untuk bersikap bodo amat. Mark Mason memulai sebuah prinsip hidup yaitu bersikap bodo amat terhadap hal-hal yang tidak terlalu penting di kehidupan kita tapi faktanya dalam kehidupan banyak orang. Hal seperti inilah yang justru mengambil sebagian besar perhatiannya dan kemudian membuat mereka untuk menyesali banyak hal dalam kehidupan seperti tekanan, cobaan hidup, penderitaan dan ini membuat hidup kita menjadi tidak efektif bahkan tidak Bahagia. Ide dasar Buku ini adalah kita perlu memiliki kesadaran diri tentang kematian, karena kesadaran seperti ini akan membuat kita memiliki sebuah nilai yang kita rasakan jauh lebih besar dari pada tatanan hidup yang kita dapatkan. karena mereka terbuka terhadap masukan-masukan. Dalam buku ini Mark Manson membagi 9 sembilan sub bab, adapaun sub bab sebagai berikut Bab 1 Jangan Berusaha Bab 2 Kebahagiaan itu Masalah Bab 3 Anda tidak istimewa Bab 4 Nilai Penderitaan Bab 5 Anda selalu memilih Bab 6 Anda keliru tentang semua hal, tapi, sayapun befitu Bab 7 Kegagalan adalah Jalan untuk Maju Bab 8 Pentingnya Berkat Tidak Bab 9 …Dan Kemudian Anda Mati Mark Manson, blogger yang punya berjuta-juta pembaca mengawali bukunya dengan kisah hidup Charles Bukowsky, seorang penulis novel dan ratusan puisi yang popularitasnya melampaui harapan setiap orang terutama ekspetasinya sendiri. Disebutkan, Bukowski dengan kemampuan sederhananya untuk jujur, tidak pernah mencoba untuk menjadi selain dirinya sendiri dengan mengakui hal-hal buruk sekalipun dan membagikannya tanpa segan dan ragu. Karyanya yang pada awalnya dicap menjijikkan, sangat hancur, tidak bermoral, ternyata berhasil jadi pemenang karena Bukowsky merasa “nyaman” dengan cerminan dirinya yang dianggap sebuah kegagalan dan merasa masa bodoh dengan kesuksesan. Dengan berslogan “Jangan Berusaha”, Bukowsky tidak mengubah diri jadi seperti yang diinginkan orang melainkan jadi dirinya sendiri hingga menang. Manson menyikapi kisah ini dengan sebuah pernyataan bahwa kunci kehidupan yang baik memang bukan tentang memedulikan lebih banyak hal tapi tentang memedulikan hal sederhana, hanya peduli tentang apa yang benar, mendesak, dan penting saja. Mengapa? Karena ketika kita kurang memedulikan sesuatu kita justru mengerjakan hal itu dengan baik. Dengan kata lain bersikap bodo amat sesungguhnya akan menghasilkan hal yang besar yang membuat kita memandang tanpa gentar tantangan yang paling menakutkan dan sulit dalam kehidupan dan mau mengambil suatu tindakan. Kemudian, bodo amat ini lebih jauh oleh Manson dijabarkan dalam 3 buah seni 1. Masa bodoh bukan berarti menjadi acuh tak acuh, masa bodoh berarti nyaman saat menjadi berbeda dan menikmatinya hingga sampai ke tujuan kita. 2. Untuk bisa mengatakan bodo amat pada kesulitan, pertama kita harus peduli terhadap sesuatu yang jauh lebih penting dari kesulitan itu. Jadi, pada hal sepele katakan bye-bye! 3. Entah kita sadari atau tidak, kita biasanya memilih suatu hal untuk diperhatikan dan ini akan terus membaik mengikuti tingkat kedewasaan. Kebahagiaan Itu Masalah Manson menyebutkan bahwa kebahagiaan datang dari keberhasilan untuk memecahkan masalah. Yang mana kadangkala masalah ini sederhana saja dan konsepnya sama selesaikan masalah lalu berbahagialah! Tapi, ternyata beberapa dari kita menyikapi tak sesederhana ini. Karena kita biasanya Menyangkalnya mengingkari kenyataan sehingga menuntun ke kerapuhan dan pengekangan mentalitas sebagai korban memilih meyakini bahwa tidak ada yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini padahal bisa jadi kita mampu menghadapi, sehingga menggiring kita pada ketidakberdayaan dan keputusasaan. Kebahagiaan yang dikatakan Manson yang tumbuh dari masalah inilah yang membutuhkan perjuangan yang akan menentukan kesuksesan di masa depan. Kita Tidak Istimewa Manson kemudian menyadarkan pembacanya, bahwa sejatinya tidak ada dari kita yang istimewa. Karena pada kenyataannya menanamkan keyakinan pada orang bahwa mereka istimewa tidak lantas menjadikan satu populasi penuh dengan orang macam Bill Gates atau Martin Luther King, misalnya. Tapi justru bisa menciptakan tampilan kepercayaan diri di level delusional. Dan meyakinkan diri sebagai makhluk spesial adalah strategi yang gagal. Lantaran hanya akan membuat kita tinggi hati dan bukan merasa happy. Pasalnya, pengukuran yang benar tentang penghargaan diri itu bukanlah jika seseorang merasakan pengalaman positifnya tapi justru pengalaman negatifnya. Dan kemalangan serta kegagalan sungguh berguna dan bahkan diperlukan untuk membangun seseorang menjadi orang dewasa yang tangguh dan sukses nantinya. Jadi, meski terdengar membosankan dan biasa saja, menurut Manson mengapresiasi pengalaman sederhana dalam hidup dan penerimaan terhadap eksistensi diri yang sedang-sedang saja, akan membebaskan kita untuk menuntaskan apa yang sungguh ingin kita selesaikan tanpa penilaian atau ekspetasi yang berlebihan. Nilai Penderitaan Manson menjabarkan tentang self improvement yang sesungguhnya adalah dengan memprioritaskan dan memilih nilai-nilai yang lebih baik untuk dipedulikan. Lantaran, ketika kita peduli pada hal yang lebih baik maka kita akan mendapatkan masalah yang lebih baik sehingga hidup yang kita jalani akan jadi lebih baik lagi. Kita Selalu Memilih Dalam buku setebal 243 halaman dan bersampul warna orange ini, Manson juga mengingatkan bahwa sebagai bagian dari hidup dalam sebuah masyarakat yang demokratis dan bebas maka kita semua mesti berhadapan dengan berbagai pandangan termasuk orang yang berseberangan dengan kita. Kita kemudian disarankan untuk memilih pertempuran dengan hati-hati sambil terus mencoba sedikit berempati terhadap mereka yang kita sebut “lawan”. Juga, sebaiknya mendahulukan nilai kejujuran dan keterbukaan serta menerima keraguan yang muncul atas nilai merasa paling benar. Kamu Keliru …dan Saya pun Begitu Manson menggarisbawahi lagi hukum kebalikan, semakin kita menerima ketidakpastian dan ketidaktahuan akan sesuatu, kita akan merasa nyaman karena tahu persis yang kita tahu. Manusia yang yakin dirinya mengetahui semua tidak akan mempelajari sesuatu pun. Demikian juga keterbukaan untuk mengakui kesalahan harus ada terlebih dahulu jika kita menginginkan perubahan atau pertumbuhan. Sehingga sebelum kita mencermati nila-nilai dan prioritas dan kemudian mengubahnya jadi lebih baik, pertama kita harus meragukannya lalu mengakuinya. Dan sebaiknya kita mendefinisikan ulang ukuran kita dengan cara yang biasa saja, jangan jadi unik juga istimewa. Pilih identitas yang biasa saja, misalnya seorang ibu, suami, rekan kerja, teman, atau penikmat makanan. Kegagalan adalah Jalan untuk Maju Prinsip “lakukan sesuatu” menjadikan kegagalan tidaklah penting lagi. Ketika standar kesuksesan hanya “melakukan sesuatu” kita akan mendorong diri untuk lebih maju lagi. Kita merasa bebas untuk gagal dan kegagalan inilah yang menggerakkan kita ke menelaah hal ini dan memberikan kesimpulan bahwa kita adalah sumber inspirasi bagi diri kita sendiri. Kita bisa melakukan apa saja untuk menginspirasi motivasi agar tetap ada bersemayam di diri. Pentingnya Berkata Tidak Manson mengedepankan perlunya berkata tidak untuk menolak sesuatu agar kita tidak kehilangan alasan untuk bertahan. Karena menghindari penolakan akan memberikan kenikmatan sesaat yang membuat kita tanpa kemudi dan tanpa arah jangka panjang. Jadi untuk mengapresiasi sesuatu kita harus membatasi diri sendiri. …dan Kemudian Kita Tiada Tanpa kita sadari kepongahan seringkali melucuti perasaan ke-Tuhan-an kita dan menarik semua perhatian ke dalamnya, membuat kita merasa seakan-akan kitalah pusat dari semua masalah yang ada di alam semesta. Bahwa kita mengalami ketidakadilan dan bahwa kita berhak mendapatkan yang paling besar dari pada orang lain hingga kita…. tiada lagi di dunia. Finally…. Mark Manson yang menuliskan argumentasinya dengan jujur, apa adanya, lugas tapi terstruktur ini membuat kita menyadari diri bahwa kita tak sempurna dan ada batasan yang seharusnya bisa kita terima. Dan, sebaiknya kita menerima itu semua, mengakrabinya, berhenti untuk lari dan mulai menemukan nyali dan rasa percaya diri hingga terwujud apa yang kita cari. Hiduplah dengan apa adanya tanpa perlu terlalu peduli pada hal yang seharusnya tak perlu dipedulikan. Karena berprinsip bodo amat itu sesungguhnya menyenangkan dan bermanfaat. Jadi terkait dengan ini, seberapa kerasnya nyinyiran dan cibiran hendaknya saya pakai hukum kebalikan. Bahwa, saya sendirilah yang menganggap itu negatif. Saya keburu menilai itu buruk. Padahal justru komentar-komentar itu akan menjadikan saya menjadi lebih baik dari hari ke hari dan terus melangkah maju. OLEH ROBY ROSIHAN RAMAZETTY,

. 314 308 337 98 255 346 258 350

unsur intrinsik novel sebuah seni untuk bersikap bodo amat